Municipal Solid Waste Management : Innovative Waste Segregate in Indonesia.*)

Indonesia has been entering the new era in managing the municipal solid waste (MSW) since on May 2008 the parliament has approved The Law of Municipal Solid Waste Management. Based on the law, there are two main activities in managing MSW, firstly is waste minimizing that actually adopt the 3R principle and secondly is waste handling that consist of segregation, collection, transportation, processing and final treatment. The big challenge in implementing this law is to segregate the waste into 2 or 3 parts particularly to separate the waste from the kitchen including food waste or organic compostable matter with other kind of valuable waste (paper, plastic, metal, glass) that potentially can be recycled.

The waste segregation is a big challenge due to the people’s habit that still do the traditional way which only perform 3 steps : collect, transport and dispose, and then forget it. Most of peoples are also still perform ‘NiMBY’ in handling their waste. So the situation is very bad, particularly in the big cities that almost all final disposal are still apply open dumping system that in the law is prohibited. This bad and dangerous system has cause of sliding in certain dumping site and kill more than 140 peoples. That is why the formulation of an objective of the MSW Management Law is to enhance community health and environment quality, and to utilize msw as new resources / circulated waste. Continue reading

(No title)

Pengurangan Sampah Plastik, Plastik Mudah Terurai, dan Labelisasi Produk Hijau

Oleh: Indonesia Solid Waste Association (InSWA)

Manusia dan sampah plastiknya
Bahwa setiap hari manusia menghasilkan sampah sudah tentu disadari oleh semua orang. Namun fakta bahwa 10-15% dari sampah yang dihasilkan tersebut adalah plastik, belum tentu disadari oleh setiap orang. Dalam sebuah laporan disebutkan, lebih dari 200 juta ton plastik diproduksi setiap tahun di seluruh dunia. Dari 200 juta ton, 26 juta ton diproduksi di Amerika Serikat. Di Indonesia, diperkirakan 15.000 ton lebih sampah plastik dihasilkan setiap hari.

Plastik memang sulit dipisahkan dari hidup manusia modern. Sejak diproduksi secara industri pada era 1930-an, plastik digunakan oleh setiap orang mulai sebagai pembungkus makanan, sikat gigi, alat rumah tangga, hingga mobil dan pesawat terbang. Melalui perkembangan teknologi, manusia semakin dimudahkan dan diyakinkan dengan berbagai keunggulan plastik baik dari segi kekuatan, keamanan, kebutuhan energi, dan higinitas. Continue reading

Undangan Diskusi Media tentang Penutupan TPA Open Dumping

InSWA bikin acara lagi, kali ini khusus mengundang rekan-rekan media untuk berdiskusi sedikit serius mengenai kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada di Indonesia. Tema diskusinya adalah: Empat Bulan Lagi Batas Akhir Penutupan TPA Open Dumping.

Waktu: Jumat, 11 Januari 2013
Pukul: 16.00 WIB – selesai
Bertempat: di TPST 3R Rawasari
Jln. Rawasari Selatan, belakang Pasar Rawasari, dekat Kantor Camat Cempaka Putih, sebelah kantor posko pemadam kebakaran.

Peta Menuju ke TPST Rawasari:
PETA KE RAWASARI

Press Realease:
Siaran Pers InSWA 11Januari 2013: Empat Bulan Lagi Batas Akhir Penutupan TPA ”Open Dumping”

Syukuran InSWA ke – 9 Tahun

Bersempena dengan milad-nya yang ke- 9 tahun, InSWA berencana menggelar syukuran dengan mengundang mitra, kolega, sahabat para pelaku pengelolaan sampah di Indonesia. Syukuran akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Jum’at , 28 Desember 2012

Pukul          : 16.00 WIB – selesai

Tempat        : TPST Rawasari- Jl. Rawasari Selatan (peta terlampir)

Acara          :

1. Menyongsong tahun 2013, InSWA sebagai National Member ISWA

2. Peresmian Website dan Perpustakaan InSWA

3. Silaturahmi dan ramah tamah

 

Peta menuju ke TPST Rawasari

PETA KE RAWASARI

 

Pemulung Bakal Dilatih Bersihkan Sampah Jakarta dan Digaji

Oleh Danang Setiaji Prabowo | TRIBUNnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, sempat melontarkan wacana untuk menggaji pemulung sebesar Rp 2 juta, untuk membersihkan sampah-sampah di Jakarta.

Saat ditanya kembali soal wacana itu, Basuki menjelaskan pihaknya menginginkan swakelola untuk membersihkan sampah. “Kenapa kita tidak berdayakan pemulung juga? Tapi mesti dilatih, lagi dikaji,” ujar Basuki di Gedung DPRD DKI, Kamis (20/12/2012).

Mengenai gaji, mantan Bupati Belitung Timur menuturkan, gaji pemulung tentunya sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI yang saat ini sudah ditetapkan sebesar Rp 2,2 juta.  Continue reading

Indonesia Me-Launch: Gerakan Indonesia Bersih

 

Gerakan Indonesia Bersih

Sumber: Serasi, Media Komunikasi Lingkungan, KLH, Edisi 3/2012

 

 

Semua sektor ikut dilibatkan untuk melaksanakan GIB. Tujuan utamanya memotivasi masyarakat agar peduli untuk menyehatkan lingkungan.

Bersih pangkal sehat. Pepatah itu begitu akrab di telinga kita. Maklum, sejak kecil nasehat ini kerap dilontarkan orangtua di rumah dan guru di sekolah. Namun sayang, dalam praktiknya tak semua orang bisa menjalani hidup yang bersih agar sehat. Setidaknya itulah yang dirasakan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ketika naik kereta api. Orang nomor satu di negeri ini, sempat terganggu pemandangannya dengan sampah-sampah yang berserakan di sepanjang rel kereta api. Continue reading

Catatan dari Konferensi Perubahan Iklim PBB – PR dari “Doha-Jakarta”

Catatan dari Konferensi Perubahan Iklim PBB

PR dari “Doha-Jakarta”
*Brigitta Isworo Laksmi*
http://cetak.kompas.com/read/2012/12/11/03473085/pr.dari.doha-jakarta

Butuh waktu sekitar 10 jam menempuh Jakarta-Doha yang berjarak sekitar
6.920 kilometer. Demikian jauh. ”Jarak” antara yang dibahas dalam
Konferensi Perubahan Iklim PBB di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk
Perubahan Iklim itu dan realitas iklim di Indonesia juga jauh, bahkan lebih
jauh.

Tahun 2007, sebagai tuan rumah konferensi serupa pada Pertemuan Para Pihak
ke-13, Indonesia diberi acungan jempol di dunia internasional karena sukses
menembus kebuntuan. Lahirlah Bali Action Plan.

Setelah itu, hingga konferensi di Doha, ibu kota Qatar, yang berakhir Sabtu
(8/12), kiprah Indonesia di dunia internasional seolah semakin ”tak nyata”. Continue reading

Sekolah Sobat Bumi, Menularkan Cinta Bumi dari Sekolah

Menghijaukan bumi untuk mengatasi pemanasan global bisa dimulai dari sekolah. Kepedulian itu ditunjukkan oleh Pertamina Foundation, yang memiliki komitmen penuh mendorong sekolah-sekolah yang berwawasan ramah lingkungan berupa pendirian sekolah-sekolah hijau dan pemberian beasiswa bagi yang beprestasi di bidang lingkungan hidup. Program sekolah sobat bumi Pertamina Foundation mendapatkan apresiasi dan dukungan dari pemerintah melalui satuan tugas Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation Plus (Satgas Redd ++). Program ini, menurut Ketua Satgas Redd ++  Kuntoro adalah program jangka panjang, karena dijalankan melalui 3 tahap selama tiga tahun dimulai dari gelar Adiwiyata hingga Adiwiyata Mandiri.

Dalam Launching Sekolah Sobat Bumi pada Kamis 18 Oktober 2012 tersebut, Pertamina Foundation kembali menekankan pentingnya peran sekolah dalam membangun karakter siswa yang berwawasan ramah lingkungan. “Setiap sekolah memiliki tantangan tersendiri karena mereka hidup di dalam lingkungan yang berbeda satu dengan yang lainnya dan sekolah sobat bumi ini perlu dirancang dengan tepat,’’ ujar Kuntoro. Dengan demikian, Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Ibu Nina Nurlina Pramono menambahkan, para penerima Adiwiyata Mandiri ini bisa lebih sustain menjaga dan  menularkan pada sekolah-sekolah lainnya.

Dalam launching perdana Sekolah Sobat Bumi itu dihadiri Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan beserta jajarannya. Oppie Andaresta juga ambil bagian pada acara ini. Dia menulis buku cerita anak dan menciptakan lagu anak-anak yang dimuat dalam satu CD yang semuanya bertemakan lingkungan. Pada kesempatan itu sebanyak 17 sekolah penerima Adiwiyata berhasil mendapatkan predikat Sekolah Sobat Bumi (SSB) Champions, diantaranya 7 SD, 5 SMP, dan 5 SMA. Selanjutnya sekolah ini diharapkan bisa membina 10 sekolah lainnya untuk dipromosikan menjadi calon penerima Adiwiyata berikutnya. Program Sekolah Sobat Bumi ini juga diharapkan bisa menjembatani untuk mentransfer kebiasaan ramah lingkungan melalui pembinaan di sekolah-sekolah agar berbudaya ramah lingkungan (Penulis:Olly dan Imla).

 

 

Drowning in Waste

Drowning in Waste

Elise Dalley, The Jakarta Post, Jakarta | Sun, 02/13/2011 10:15 AM

As Jakarta’s population grows, experts warn that continued development, coupled with the city’s poor waste management system, may make it drown in its own waste, shooing away foreign investment crucial for future growth.
While international waste management standards demand a minimum spend per ton to adequately manage rubbish in a major city, the government currently spends only some 50 percent of this in Jakarta and less than half of that in smaller, outlying regions.

Continue reading