28 Februari 2018 di pagi hari sudah terparkir sebuah bus di depan Kantor Suku Dinas Lingkungan hidup Jakarta Pusat. Puluhan anak berseragam khas lapangan terlihat berhamburan dengan tentengan masing-masing; sepatu booth, topi, kaus tangan, dan masker. Hari itu adalah hari pertama anak-anak SMP kelas VII Sekolah Alam Cikeas ini melaksanakan Project Based Learning (PBL) angkatan ke-5, semacam program kerja lapangan yang dilakukan di setiap semester, di Tempat Pengolahan Sampah 3R Rawasari, Jakarta Pusat.
Selama dua hari mereka akan menghabiskan waktu dari pagi hingga menjelang sore serta menginap di TPS 3R Rawasari untuk mengerjakan projek yang mereka sebut Pengelolaan Sampah Skala Kawasan. Bisa dibayangkan betapa hebatnya mereka sampai rela menginap di Tempat Pengelolaan sampah. Tapi tunggu dulu, TPS 3R Rawasari bukan hanya sekedar “TPS biasa” tapi merupakan TPS bintang lima yang fasilitasnya cukup lengkap, ada Tempat pelatihan, kantor dan juga dilengkapi dengan Toilet bersih dan Musholla, dan yang paling penting TIDAK BAU sehingga mereka merasa tidak sedang di Tempat pengolahan sampah.
Semua aspek pengelolaan sampah di skala kawasan akan mereka kaji; mulai dari aspek
teknologi, kelembagaan, pembiayaan, sosial budaya, hingga aspek peraturan.
Ya, tujuan utama anak-anak ini memang TPS 3R Rawasari, yang berlokasi tepat di depan Kantor Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, bersebelahan dengan Kantor Pemadam Kebakaran sektor V Kecamatan Cempaka Putih, namun tempatnya memang agak menjorok sedikit ke dalam. Ketika masuk ke halamannya yang berdekatan dengan pintu masuk, barulah terlihat plang informasi TPS 3R Rawasari.
Kalau dilihat sepintas dari jalan, tidak ada yang bakal tahu kalau di kawasan kurang dari 1000 m2 ini setiap hari siap menerima berton-ton sampah dari masyarakat untuk diolah menjadi kompos. Maka sudah siap dengan segala ‘alat tempur’ keselamatan kerja, mereka akan belajar menjadi pengelola sampah.
Pada hari Pertama para siswa dari Sekolah Alam Cikeas ini menikmati Betapa serunya menjadi aktor petugas kebersihan dengan dibagi menjadi dua kelompok. Diawali dengan Materi pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang disampaikan oleh Bp. Abdul Khamim dari Indonesia Solid Waste Association mereka mengikuti dengan serius, untuk selanjutnya langsung terjun ke permukiman menggunakan gerobak sampah milik RT guna mengambil sampahnya dan selanjutnya mereka pilah mana yang masih dapat dimanfaatkan, dikomposkan dan mana yang tidak dapat dimanfaatkan atau residu, mereka begitu antusias ketika mendapati fakta bahwa dari sampah yang mereka kumpulkan dari gerobak kelompok pertama mendapatkan hasil Rp 11.000,- dan dari kelompok ke-2 Rp. 14.000,-selanjutnya mereka mengikuti proses pembuatan kompos sampah domestik; mulai dari, menimbang, mencacah, membalik, menyiram,hingga memanen kompos.
Pada jam satu siang teng, setelah istirahat untuk sholat dan makan siang, selanjutnya para siswa mengikuti praktek pembutan kompos dengan metode Osaki serta pembuatan kompos dengan menggunakan tong komposter skala rumah tangga.
Pada hari ke.2 para siswa diajarkan bagaimana cara memanfaatkan sachet bungkus kopi untuk dijadikan kerajinan tangan dan dilanjutkan dengan praktek pembuatan kertas daur ulang
Project Based Learning dari sekolah Alam Cikeas ini sudah berlangsung secara rutin sejak tahun 2014 ningga saat ini dan merupakan pioner yang juga diikuti sekolah sekolah lain seperti Sekolah Alam Bintaro, Sekolah Noah dan masih banyak yang lainnya.
Sebuah pengalaman seru yang tidak bakal terlupakan.