Sampah dan Perubahan Iklim

Setiap harinya manusia bisa menghasilkan sampah hingga mencapai 1kg. Menurut Data Kementrian Lingkungan Hidup, rata-rata orang diperkotaan di Indonesia pada tahun 1995 menghasilkan sampah 0,8 kg/hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000. Diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang per hari adalah sebesar 2,1 kg.

Sampah yang dibuang menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan kontribusinya pada efek pemanasan global mencapai 15%. Cara pertama adalah sampah organik yang dibuang di tempat pembuangan landfill terdekomposisi secara anaerob sehingga menghasilkan gas metan, yaitu emisi gas rumah kaca yang menurut Indeks Potensi Pemanasan Global, efeknya 21 kali lebih beracun daripada gas karbondioksida. Sedangkan Danny(2000) mengatakan bahwa metan yang dilepas ke atmosfer lebih banyak berasal dari aktifitas manusia (anthropogenic) daripada hasil dari proses alami.

Yang kedua, pembakaran sampah juga menghasilkan karbondioksida, ditambah lagi dengan emisi gas yang dihasilkan oleh transport yang membawa sampah ke tempat pembuangan tersebut.

Dan terakhir, dibuangnya barang-barang yang mengindikasikan bahwa barang-barang tersebut sudah diganti dengan yang baru, dimana dalam pembuatan barang baru juga seringkali menggunakan minyak bumi untuk merubah bahan mentah menjadi bahan jadi.

Oleh karena itu sebagai penduduk bumi yang masih ingin terus menetap di bumi, ada beberapa perilaku yang harus mulai kita biasakan, yaitu:

  • Siapkan tas belanja lipat di tas sehari-hari kita, agar kita tidak memakai plastik-plastik belanjaan dari toko-toko retail
  • Pilahlah sampah mulai dari rumah kita sendiri, dan lakukan komposting dengan sampah organikmu, karena sampah organik lah yang menghasilkan metan. Jika sampah organik bisa kita olah sendiri untuk jadi pupuk ditaman, maka sampah anorganik bisa dengan tenang kita serahkan pada tukang sampah.
  • Sebisa mungkin, kurangilah sampah yang kamu hasilkan setiap harinya. Pakai kembali barang-barang yang bisa dipakai (seperti kardus-kardus bekas) dan daur ulang sampah mu menjadi barang yang bermanfaat (komposting)
  • Belilah plastik yang oxo-degradable atau bio-degradable agar lebih ramah pada lingkungan.
  • Sekecil-kecilnya sampah, buanglah sesuai tempatnya. Jika satu orang tetap membuang robekan bungkus permen sebebesar ujung kuku kelingking pada tempat sampah, bayangkan jika satu juta orang melakukan hal yang sama.

 

“Jadilah perubahan seperti yang ingin anda lihat di dunia” –Mahatma Gandhi

Salam Lestari!

Leave a Reply

Your email address will not be published.