Jakarta, GATRAnews – Indonesia Solid Waste Association (Inswa) mendesak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo segera menentukan pemenang lelang Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter. Mereka berharapkan, pemenang lelang diumumkan bulan ini sesuai dengan janji pemprov di berbagai media masa bebarapa waktu lalu. “Saya berharap, statement Pak Jokowi di beberapa media, yang menyatakan akan menentukan pemenang bulan ini segera diwujudkan. Karena kebutuhan pengolahan sampah dalam kota sudah sangat mendesak sekali,” terang Ketua Inswa, Sri Bebassari, Rabu (18/9) di Jakarta.
Kota Jakarta, sebagai ibu kota negara, seharusnya sudah memiliki tempat pengolahan sampah sendiri tanpa bergantung pada daerah lain. Seperti yang selama ini dilakukan Pemprov DKI, membuang sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Dalam kontrak kerja sama dengan PT Godang Tua Jaya selaku pengelola TPST Bantargebang, volume sampah yang dikirim Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2013 hanya 3 ribu ton per hari saja. Tetapi hingga hari ini, volume sampah yang dikirim ke Bekasi masih mencapai 5.700 ton per hari.
“DKI harus punya tempat pengolahan sampah atau WC untuk sampah tersendiri di dalam kotanya. Ini sesuai dengan kontrak yang dilakukan bersama TPST Bantar Gebang. Kalau tidak salah pada tahun 2013 ini, sampah yang dikirim berkurang menjadi 3 ribu ton per hari. Tapi sekarang masih 5.700 ton per hari. Karena belum ada satu pun ITF yang dibangun dan beroperasi oleh DKI,” ujarnya.
Karena itu, Sri mengharapkan Jokowi dapat menetapkan pemenang lelang ITF Sunter secepatnya. Sehingga pembangunan ITF Sunter dapat segera dilakukan. Pembangunan diperkirakan akan memakan waktu dua tahun, lalu pada tahun ketiga ITF Sunter baru dapat dioperasikan untuk menerima dan mengolah sampah Jakarta. “Pembangunannya memang butuh dua tahun. Tahun ketiga baru mulai operasional. Jadi baru dua tahun lagi kita bisa mengurangi volume sampah di Bantargebang,” tuturnya.
Bila Pemprov DKI membangun, maka ITF Sunter akan menjadi tempat pengolahan sampah dalam kota pertama di Indonesia. Selama ini, seluruh pemerintah provinsi dan pengusaha di Indonesia tengah melihat keberhasilan DKI membangun ITF. Jika berhasil, maka mereka akan mencontoh penerapan bisnis sampah dengan membangun ITF di daerahnya masing-masing. “Kalau sampai DKI membangun ITF ini, maka akan menjadi pertama di Indonesia. Dan mimpi saya selama 33 tahun bahwa DKI punya pengolahan sampah sendiri terwujud sudah,” harapnya.
Selain itu, dengan beroperasinya ITF Sunter, lanjutnya, maka biaya transportasi sekitar Rp 200.000 per ton sampah dan biaya tiping fee sebesar Rp 114.000 per ton sampah dapat dialihkan ke ITF Sunter. Terkait dengan volume sampah berdasarkan kontrak antara Pemprov DKI Jakarta dengan PT Godang Tua Jaya jo PT Navigat pada tahun 2013 harus 3 ribu ton per hari, anggota Komisi D DPRD DKI Boy Ali Sadikin menengarai Jokowi dan Kepala Dinas Kebersihan DKI Unu Nurdin tidak mengetahui isi kontrak tersebut. “Jangan-jangan Gubernur belum tahu kontrak tersebut. Atau Kepala Dinas Kebersihan DKI tidak pernah melaporkannya ke Jokowi,” ujarnya.
Sementara itu terkait pembangunan ITF Sunter, Ketua Panitia Lelang ITF Sunter Budhi Karya Irwanto mengatakan, penentuan pemenang lelang ITF Sunter belum bisa dilakukan karena pihaknya harus menunggu rekomendasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pihaknya juga menyusun tiga dokumen, yaitu; dokumen evaluasi pelaksanaan proses lelang, dokumen teknis dan dokumen harga. Ketiga dokumen itu sudah dilaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Gubernur akan memutuskan pemenang lelang yang memenuhi kriteria membangun ITF Sunter. Seperti diketahui, ITF akan menggunakan teknologi thermal untuk incenerator yang sudah terbukti di seluruh dunia. ITF Sunter direncanakan memiliki kapasitas pengelolaan sampah 1.000 ton perhari. (*/Zak)
Sumber :
http://www.gatra.com/nusantara-1/jawa-1/39051-inswa-desak-jokowi-umumkan-pemenang-lelang-itf.html